Mengenal Tanaman Anyang-anyang dan Khasiatnya untuk pengobatan HIV
Tanaman Anyang-anyang
Tanaman tersebut Tumbuh di ketinggian kurang dari 500 m dpl. Dalam bahasa Yunani kuno, elaio berarti zaitun dan karpos berarti buah. Namun, tanaman ini tidak sekerabat dengan pohon zaitun Olea europoea. Sehingga Bunganya yang unik membuat anyang-anyang kerap dijadikan tanaman hias. Termasuk bangsa Oxalidales dan suku Elaeocarpaceae.
Kandungan kimia pada Tanaman Anyang-anyang
Anyang-anyang dapat ditemukan di hutan terutama di pinggir air (tempat basah), di ketinggian di bawah 500 m dpl. Tanaman ini adalah pohon yang tepat untuk taman hias karena perawatan yang dibutuhkan hanya sedikit, dan dapat bertahan pada kondisi tanah kering yang rendah nutrisi. Namun tanaman ini tumbuh dengan baik jika cukup disirami. Tanaman ini juga dapat tumbuh dengan intensitas cahaya teduh hingga terang (sinar matahari kuat). Di Indonesia, tanaman ini tersebar mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Sedangkan di Asia juga terdapat di Myanmar, Indo-China, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina.
Tanaman tersebut banyak di temukan di daerah Jawa Barat dan Timor, oleh karenanya bila ingin mencari tanaman tersebut datangilah daerah tersebut dan tentunya dengan sebutan nama daerahnya, seperti kalau di daerah Jawa Barat yang mayoritas warganya suku sunda tanaman tersebut terkenal dengan nama raja sor.
Nama latin: Elaeocarpus grandiflorus, Elaeocarpus grandiflora Smith
Nama lokal: Kayu anyang (Jawa); raja sor, anyang-anyang, ki ambit, rejasa (Sunda)
Nama asing: Lily of the valley tree (Amerika)
Buahnya yang masak dan kering diperlukan sebagai bahan obat, bahkan buah ini berwarna seperti jerami berbau lemah dan rasanya pahit. Sehingga banyak sekali warga yang memanfaatkan tanaman tersebut terutama buahnya untuk di jadikan bahan obat, karena Daun, buah, dan kulit batang anyang-anyang mengandung saponin dan flavonoida. Daun dan kulit batang juga mengandung polifenol. Daun serta buah mengandung tanin. Daun juga mengandung geraniin, dan 3, 4, 5-trimethoxy geranin.
Tanaman ini juga ternyata banyak mengandung minyak terbang, zat samak, dan saponin. Beberapa tanaman kelompok Elaeocarpus diketahui mengandung senyawa alkaloid seperti alkaloid indolizidine pada Elaeocarpus grandis, dan alkaloid pyrrolidine pada Elaeocarpus habbemensis. Namun pada jenis tanaman ini, belum terdapat studi khusus mengenai zat alkaloid yang terkandung. Berdasarkan studi ilmiah yang pernah dilakukan, ekstrak metanol tanaman anyang-anyang memiliki aktivitas antifungi terhadap Pythium ultimum, yaitu fungi yang patogen terhadap tanaman.
Manfaat Anyang-anyang untuk kesehatan
Secara empiris, anyang-anyang berkhasiat sebagai penurun panas, antiinflamasi, dan astrigent. Buah anyang-anyang berkhasiat mengobati disentri dan sakit kandung kemih. Bahkan study kasus bahwa Kulit kayunya bisa dimanfaatkan untuk mengobati radang ginjal dan sebagai obat luar menyembuhkan luka (borok) atau korengan, dan daun dari tanaman anyang-anyang ini juga ternyata bisa untuk menurunkan demam, mengatasi mual, kelesuan, dan sakit kuning.
Air rebusan daun jika diminum dapat mengobati gangguan empedu dan sebagai obat tradisional anti-sifilis. Selain itu, bijinya juga dapat dicampurkan pada jamu untuk mengobati penyakit anyang-anyangan (memiliki khasiat diuretik), termasuk mengeluarkan batu kendung kemih dan mengatasi rasa sakit ketika berurin.
Inilah berbagai kajian melalui kajian ilmiah, ekstrak air buah anyang-anyang memiliki potensi sebagai inhibitor protease HIV-1, yaitu enzim yang berperan pada proses pendewasaan virus HTV penyebab AIDS. Selain itu, ekstrak etanol daun anyang-anyang memiliki aktivitas antivirus terhadap virus polio dan virus campak.
Rupa Anyang-anyang
Tanaman: Tinggi pohon dewasa 10-26 m. Batang tegak, berkayu, bulat. Percabangan simpodial – tidak memiliki batang utama atau batang utama tidak jelas. Diameter batang sekitar 50-65 cm. Kayu bengkok sehingga tidak banyak dimanfaatkan.
Daun: Tunggal. Tumbuh berselang seling. Berdesakan di ujung ranting. Bentuk daun lonjong dengan tepian rata. Ujung dan pangkal meruncing. Tangkai daun pendek. Pertulangan daun menyirip.
Bunga: Muncul dari ketiak daun. Panjang bunga 5-10 mm. Mahkota bunga berwarna putih. Kepala sari berwarna cokelat. Bunga tumbuh mengarah ke bawah.
Buah: Tipe kendaga (rhegma). Bentuk bulat telur. Warna hijau pucat. Berambut. Keras.
Biji : Bulat dengan diameter sekitar 3 mm.
Akar: Tunggang.
Aktivitas farmakologis
Antidiabetes: Hasil riset menunjukkan, tikus diabetes yang diberi ekstrak daun, ranting, dan buah anyang-anyang dengan dosis 0,0001 dan 0,001 g/kg bobot tubuh menunjukkan aktivitas alanine aminotransferase (ALT) lebih tinggi dibanding tikus kontrol diabetes. Plasma trigliserida tikus diabetes dengan pemberian ekstrak 0,001 g/kg bobot tubuh menunjukkan peningkatan plasma trigliserida dibandingkan tikus kontrol diabetes. Tikus kontrol diabetes memperlihatkan kecenderungan penurunan aktivitas amlnopyrlne-N-demethylase (APD). Itu membuktikan ekstrak air anyang-anyang memiliki efek hipogllkemlk. Penggunaan ekstrak air disarankan tidak lebih dari dua minggu berturut-turut.
Aktivitas penghambatan melawan protease HIV-1: Buah anyang-anyang pada dosis 250 pg/ml memiliki aktivitas penghambatan protease HIV-1 sebesar 53,9%. Protease berperan membelah molekul prekursor untuk menghasilkan protein struktural akhir dari inti virion matang. Penghambat protease bekerja dengan menghambat enzim protease yang membantu pembentukan protein yang lebih kecil untuk digunakan dalam pembentukan virus baru. Protein yang dibutuhkan untuk membentuk virus menjadi tidak matang. Dengan demikian, walau produksi virion dan pelekatan sel inang masih terjadi, virus gagal berfungsi dan tidak bersifat menginfeksi sel.
itulah berbagai kajian ilmiah mengungkap rahasia dan khasiat juga manfaat tanaman-anyang-anyang yang bisa bahkab banyak kalangan medis menjadikan tanaman Anyang-anyang tersebut sebagai bahan obat, karena bisa menyembuhkan berbagai penyakit hingga penyakit HIV/AIDS

Add Your Comments